Cipto Junaedy Nama ini sudah tidak asing lagi. Mulai dari yang kaya dan berpengaruh, seperti pengusaha besar, direktur korporat, para pejabat pemerintahan tingkat pusat maupun daerah, tokoh-tokoh parpol, anggota DPR, artis-artis terkenal, presenter televisi, wartawan, kalangan militer dan kepolisian, pengacara, pemuka agama, tokoh-tokoh adat, dokter, aktivis LSM, budayawan, hingga yang sederhana, seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, guru, pensiunan, pedagang kecil, dan relawan korban bencana.
Jumat, 21 Desember 2012
Tanpa uang-Tanpa utang strategi cipto junaedy
Cipto Junaedy Nama ini sudah tidak asing lagi. Mulai dari yang kaya dan berpengaruh, seperti pengusaha besar, direktur korporat, para pejabat pemerintahan tingkat pusat maupun daerah, tokoh-tokoh parpol, anggota DPR, artis-artis terkenal, presenter televisi, wartawan, kalangan militer dan kepolisian, pengacara, pemuka agama, tokoh-tokoh adat, dokter, aktivis LSM, budayawan, hingga yang sederhana, seperti ibu rumah tangga, mahasiswa, guru, pensiunan, pedagang kecil, dan relawan korban bencana.
Minggu, 02 Desember 2012
Notes
Notes |
Posted: 01 Dec 2012 09:50 AM PST Kesusahan ketika sedang memakai sebuah komputer dan didalamnya tidak ada aplikasi pengolah gambar atau photo? Jangan takut berikut ini adalah solusinya yaitu Photoshop Online, teman-teman dapat menggunakan aplikasi ini untuk mengedit Photo sederhana, dan aplikasi Photoshop Online ini tidak kalah dengan Aplikasi Photoshop yang layaknya terinstall di komputer, berikut ini adalah aplikasinya. Photoshop Online Merupakan Aplikasi pengolahan gambar tanpa perlu di install sebelumnya di komputer, menggunakan aplikasi ini cukup dengan menggunkan web browser saja. | ||
Posted: 30 Nov 2012 10:21 PM PST Challenger ~ Cerita motivasi berikut diambil dari kisah nyata tragedi pesawat Challenger. Kisah nyata ini semoga dapat menjadi sumber motivasi bagi anda semua yang mungkin saat ini belum mencapai apa yang anda inginkan atau sedang mengalami sesuatu yang mungkin tidak anda inginkan. Anda pun sebetulnya mempunyai cerita kehidupan anda sendiri, tuliskanlah dalam buku kehidupan anda sebagai cerita motivasi bagi anda, anak-anak anda nantinya, atau teman-teman anda. Kesaksian Hidup dibalik Meledaknya Pesawat Luar Angkasa Challenger, USA. Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot. Aku ingin terbang ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat. Aku tidak memiliki gelar. Dan aku bukan seorang pilot. Namun, sesuatu pun terjadilah. Gedung putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang-alik Challanger. Dan warga itu adalah seorang guru. Aku warga biasa, dan aku seorang guru. Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington. Setiap hari aku berlari ke kotak pos. Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku terkabulkan! Aku lolos penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku. Challenger ~ Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impianku semakin dekat saat NASA mengadakan test fisik dan mental. Begitu test selesai, aku menunggu dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin dekat pada impianku. Beberapa waktu kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center. Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini aku menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara. Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini? Tuhan, biarlah diriku yang terpilih, begitu aku berdoa. Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih Christina McAufliffe. Aku kalah. Impian hidupku hancur. Aku mengalami depresi. Rasa percaya diriku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku. Aku mempertanyakan semuanya. Kenapa Tuhan? Kenapa bukan aku? Bagian diriku yang mana yang kurang? Mengapa aku diperlakukan kejam? Aku berpaling pada ayahku. Katanya, "Semua terjadi karena suatu alasan." Challenger ~ Selasa, 28 Januari 1986, aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku untuk terakhir kali. Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku? Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak, dan menewaskan semua penumpang. Aku teringat kata-kata ayahku, "Semua terjadi karena suatu alasan."
Challenger ~ Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini. Aku memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah; aku seorang pemenang. Aku menang karena aku telah kalah. Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan Bagaimana dengan anda? Klik like dan share page ini kalau anda suka dengan cerita ini |
You are subscribed to email updates from Notes To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Sabtu, 01 Desember 2012
Visi Misi SEMA STIS
Berikut adalah Visi Misi STIS.
VISI
Menjadikan STIS sebagai lembaga pendidikan tinggi kedinasan yang berfungsi mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuna khususnya di bidang statistika dan komputasi statistic dengan menyiapkan peserta didik menjadi kader yang memiliki kemampuan akademik/ propesiomal di bidang statistika dan komputasi statistik dan siap pakai baik bagi BPS maupun instansi lain
MISI
Menyelenggarakan Tri Darma Perguruan Tinggi melalui pendidikan professional
Menyelanggarakan pendidikan professional di bidang statistika dan komputasi statistik untuk menghasilkan tenaga sarjana sains terapan di bidang statistika dan komputasi statistik yang berkualitas dan siap pakai, khususnya bagi BPS
Menyediakan fasilitas pendidikan statistika dengan bidang konsentrasi ekonomi dam sosial kependudukan serta pendidikan komputasi statistik.
Melaksanakan riset guna meningkatkan mutu pengetahuan mengenai statistika dan komputasi statistik dengan mengali, mengkaji, dan terus mengembangkan ilmu statistik
Mengembangkan, mmeningkatkan, dan mengabdikan diri sebagai wahana pendidikan professional di bidang statistika dan komputasi statistik
Sumber : USM STIS 2013/2014
Selasa, 27 November 2012
2.1. The Causes of the Subprime Credit Crisis
2.1. The Causes of the Subprime Credit Crisis
The reasons for this crisis are varied and complex. The crisis can be attributed to
a number of factors which emerged over several years and which were pervasive in
both, the housing and the credit markets. This includes the inability of homeowners
to make their mortgage payments, primarily due to risky mortgage products. Other
reasons were, e.g. overstrained lenders and speculation as well as overbuilding
during the boom period. High personal and corporate debt levels, financial products
that distributed and concealed the risk of mortgage default also played
a role.
Finally
monetary policy,
international trade imbalances and government
regulation,
or
the lack thereof,
also fuelled the crisis.
4 Cf.Federal Deposit Insurance Corporation, Failed Bank List, 2009.
5
Further major catalysts of the subprime
http://www.fdic.gov/bank/individual/failed/banklist.html (retrieved on 24 July 2009).
5 Cf. J.E. Stiglitz, Commentary: How to prevent the next Wall Street crisis, 2008, http://edition.cnn.com/2008/
POLITICS/09/17/stiglitz.crisis/index.html (retrieved on 19 March 2009).
crisis were the influx of huge amounts of money from the private sector, banks entering
into the mortgage bond market
and predatory lending practices of mortgage
brokers,
specifically the adjusted rate of mortgage loans.
Ultimately moral hazard lay at the core of many of the causes.
6
The credit crisis
can be seen as the consequence of aggressive risk taking by several financial institutions.
Banks increased their leverage
up to levels
indefensible in a severe
downturn
and thereby funded unsustainable economic growth.
The
reasons behind this
dynamic
were
several
widely held misconceptions: e.g. the strong creditworthiness
of borrowers,
reliable ratings and investors
sophisticated enough to efficiently
assess
and price the risks of complex
financial assets. Another underlying flawed
assumption
was
that prices for houses in one region would
be largely uncorrelated
to
prices of real estate in other regions and therefore the underlying risk could be
adeptedly
diversified.
8
7
In addition, it was widely believed that rating agencies used the right models
and correct assumptions and were able to produce reliable ratings reflecting the
true risk of default of the underlying assets. Finally, it was assumed that credit risk
was well distributed via innovative financial instruments to thousands of investors
all over the world. This bundle of severe delusion and flawed assumptions caused
the crisis by misleading regulators and central banks and by providing the wrong
incentives to banks and investors.
Source : Perguruan Tinggi Kedinasan
Rabu, 21 November 2012
Ini adalah pertama kali nulis di blog. :)
Teman-teman ini adalah blog pertamaku. Aku baru buat blog dan diajari teman aku dengan akun twitter @riioCr
Ohya sebagai penghargaan dia hanya meminta memberi kredit link ke blog nya, gakpapa kan?
Ini credit link nya
Ini adalah postingan pertamaku, ayo kunjungi blog aku Rakuten.co.id: Toko online murah, serba ada Barang unik Jepang